A. LATAR BELAKANG
Kemiskinan
merupakan salah satu masalah klasik
yang senantiasa dihadapi manusia, karena
melibatkan seluruh aspek kehidupan. Munculnya kemiskinan sering tidak disadari
manusia yang bersangkutan, namun setelah mulai kesusahan mendapatkan kebutuhan
pokok hidup mereka akan sadar bahwa sebetulnya kemiskinan sudah mereka rasakan.
Kondisi yang nyata pada masyarakat miskin menyebabkan mereka tidak dapat
mengembangkan potensi, terutama potensi yang ada pada dirinya, seperti tingkat pendidikan
yang cukup, tenaga yang kuat dan sehat. Hal tersebut sulit mereka penuhi karena
keadaan, sehingga nutrisi yang mereka konsumsi tidak maksimal bahkan tidak
dapat memenuhi standar kesehatan secara maksimal.
Kemiskinan
merupakan permasalahan yang memerlukan langkah-lankah penanganan dan pendekatan
yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh. Komplesitas masalah kemiskinan perlu
diselesaikan melalui program pembangunan yang tidak bersifat parsial akan
tetapi holistik, terpadu, saling berkaitan, dan secara sinergis dapat
diimplementasikan pada kantong-kantong kemiskinan seperti daerah pedesaan di
pinggiran, daerah yang masih tertinggal, dan daerah yang jumlah keluarga miskin
masih banyak.
Setiap
periode pemerintahan yang meskipun dalam setiap programnya selalu menjadi
prioritas masalah pembangunan di negara kita, ternyata belum mampu menemukan
pola yang efektif secara berkesinambungan. Berbagai program yang dicanangkan
oleh pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan sejak era pemerintahan
sentralistik hingga desentralistik memang memberikan warna perbaikan meskipun
belum signifikan dibandingkan jumlah kemiskinan yang ada.
Satu
kebijakan yang patut didukung bersama yaitu sinergisitas estafet penanggulangan
kemiskinan dari pusat kepada daerah (pemerintah pusat ke pemerintah daerah).
Otonomi daerah membawa implikasi pada keberdayaan daerah yang dituntut untuk
senantiasa aktifdan proaktif dalam menggali, mengolah, dan mengembangkan setiap
potensi yang ada untuk dapat berkontribusi secara positif bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Secara teoritis, setiap daerah mampu melakukan peran otonomi ini
secara sehat dan optimal yang akan mampu meningkatkan taraf hidup bangsa ini
secara keseluruhan.
Pemerintah,
pihak swasta, dan lembaga perekonomian telah melakukan berbagai upaya dalam
penanggulangan kemiskinan melalui kebijakan program bantuan ekonomi, bantuan
sosial, bantuan modal kerja, maupun bantuan modal keuangan mikro. Program
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Akan
tetapi hasil yang dicapai belum maksimal karena program ini kurang bertumpu
pada partisipasi aktif dari masyarakat.
B. POKOK BAHASAN
1.
Apa pengertian kemiskinan?
2.
Apa saja faktor penyebab kemiskinan?
3.
Apa saja program pemerintah yang pernah
atau telah dicanangkan dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan?
C. TUJUAN MAKALAH
1.
Memnuhi tugas mata kuliah Analisis
Masalah Sosial.
2.
Mengetahui pengertian kemiskinan.
3.
Mengetahui faktor penyebab kemiskinan.
4.
Mengteahui program pemerintah yang
pernah atau telah dicanangkan dalam rangka upaya pengentasan kemiskinan.
D. MANFAAT MAKALAH
Hasil
diskusi kelompok kami dalam makalah ini diharapkan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Analisis Masalah Sosial. Selain itu makalah ini diharapkan dapat
dijadikan referensi oleh Dosen, kakak tingkat, teman satu angkatan, dan adik
tingkat nantinya mengenai masalah sosial dengan topik kemiskinan.
E. KERANGKA TEORI
1.
Pengentasan Kemiskinan
Pengentasan
kemiskinan adalah suatu bentuk kegiatan yang terencana serta berkesinambungan
dalam rangka memberikan kesempatan, kemampuan, dan kewenangan baik individu,
kelompok/keluarga, dan masyarakat agar bersedia dan mampu memecahkan berbagai
bentuk permasalahan mereka, sehingga mampu meningkatkan taraf kesejahteraan
sosial mereka.
2.
Keluarga Miskin
Keluarga
miskin adalah kelompok masyarakat yang karena hal-hal tertentu tidak mempunyai
kesempatan dan kemampuan yang memadai untuk melaksanakan fungsi-fungsi
reproduksi, sosialisasi, afeksi, perlindungan, dan ekonomi. Keluarga miskin ini
sama sekali tidak mempunyai mata pencaharian tetap sehingga tidak mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.
F. METODE MAKALAH
Makalah
ini disusun dengan metode studi pustaka atau studi literatur, yaitu dengan
mengambil referensi-referensi dari buku mengenai kemiskinan dan penelitian
tentang kemiskinan yang sudah ada sebelumnya.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEMISKINAN
Menurut BPS : kemiskinan
adalah kondisi kehidupan dalam keadaan serba kekurangan yang dialami seseorang
atau rumah tangga, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal yang layak
bagi kehidupannya.
Menurut pengertian
tersebut, kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Kemiskinan memiliki banyak definisi, sebagian
orang memahami istilah kemiskinan dari perspektif subyektif dan komparatif.
Sementara sebagian lain melihatnya dari segi moral dan evaluatif. Meskipun
sebagian besar konsepsi mengenai kemiskinan sering dikaitkan dengan aspek
ekonomi, kemiskinan sejatinya menyangkut pula dimensi material, sosial,
kultural, institusional, dan struktural.
Piven
dan Cloward dalam Swanson (2001), menunjukkan bahwa kemiskinan berhubungan
dengan :
1.
Kekurangan materi
Kemisikinan menggambarkan adanya kelangkaan materi
atau barang-barang yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
makanan, pakaian, dan perumahan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kesulitan yang dihadapi orang dalam memperoleh barang-barang yang
bersifat kebutuhan dasar.
2. Rendahnya
penghasilan dan kekayaan
Rendahnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai, dalam artian dengan standar atau garis kemiskinan (poverty line) yang berbeda-beda dari satu negara dengan negara
lainnya. Bank Dunia misalnya, menetapkan bahwa seseorang dianggap miskin
apabila memiliki pendapatan kurang dari $2 per hari. BPS di Indonesia,
menetapkan garis kemiskinan berdasarkan “pengeluaran” yang merupakan perkiraan
untuk menggambarkan pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan minimum yang
diukur berdasarkan asupan kalori (2.100 kal) yang diperlukan manusia untuk
mampu bertahan hidup (Suharto, 2007).
Garis kemiskinan BPS selain berbeda
untuk wilayah pedesaan dan perkotaan juga berbeda untuk setiap provinsi setiap
tahunnya. Selama Maret 2006 sampai Maret 2007, garis kemiskinan di Indonesia
naik 9,67%, yaitu dari Rp 151.997,- per kapita (Maret 2006) menjadi Rp
166.697,- per kapita (Maret 2007) (TKPK, 2007).
3.
Adanya
kebutuhan sosial
Kesulitan
memenuhi kebutuhan sosial termasuk keterkucilan sosial (social exclusion), ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan pelayanan sosial dan rendahnya aksesibilitas lembaga-lembaga
pendidikan, kesehatan, informasi.
Oleh
sebab itu, kemiskinan pada hakikatnya menunjuk pada situasi kesengsaraan dan
ketidakberdayaan yang dialami seseorang, baik akibat ketidakmampuannya memenuhi
kebutuhan hidup, maupun akibat ketidakmampuan negara atau masyarakat memberikan
perlindungan sosial kepada warganya.
Berdasarkan
studi SMERU dalam Suharto (2006, 132) menunjukkan sembilan kriteria mengenai
kemiskinan :
1.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
konsumsi dasar (sandang, pangan, papan).
2.
Ketidakmampuan untuk berusaha karena
cacat fisik dan mental.
3.
Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan
sosial (anak terlantar, wanita korban KDRT, janda miskin, kelompok marjinal dan
terpencil).
4.
Rendahnya kualitas SDM (buta huruf,
rendahnya pendidikan dan keterampilan, sakit-sakitan) dan keterbatasan SDA
(tanah tandus, lokasi terpencil, ketiadaan infrastuktur jalan, listrik, air).
5.
Kerentanan terhadap goncangan yang
bersifat individual (rendahnya pendapatan dan aset) maupun masal (rendahnya
modal sosial, ketiadaan fasilitas umum).
6.
Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup
dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
7.
Ketiadaan jaminan masa depan (karena
tiadanya investasi untuk pendidikan
8.
Tidak ada perlindungan sosial dari
negara dan masyarakat.
9.
Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial.
B. FAKTOR PENYEBAB
Kemiskinan
disebabkan oleh berbagai faktor, secara konseptual kemiskinan dapat diakibatkan
oleh empat faktor :
1. Faktor
Individual
Terkait
dengan aspek patologis termasuk kondisi fisik dan psikologis si miskin. Orang
miskin disebabkan oleh perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin itu
sendiri dalam menghadapi kehidupannya.
2. Faktor
Sosial
Kondisi
lingkungan sosial yang menjebak seseorang menjadi miskin. Misalnya diskriminasi
berdasarkan usia, gender, dan etnis, yang menyebabkan seseorang menjadi miskin
karena sulit untuk memperoleh sumber pendapatan.
3. Faktor
Kultural
Kondisi
atau kualitas budaya uang menyebabkan kamiskinan yang menghubungkan kemiskinan
dengan kebiasaan hidup atau mentalitas. Penelitian Oscar Lewis di Amerika Latin
menemukan bahwa orang miskin memiliki sub-kultur atau kebiasaan tersendiri yang
berbeda dengan masyarakat kebanyakan.
Menggunakan perspektif yang lebih
luas, David Cox dalam Suharto (2008b) membagi kemiskinan berdasarkan beberapa
faktor penyebab :
1. Kemiskinan
akibat globalisasi
Globalisasi
menghasilkan negara pemenang dan negara kalah. Negara pemenang biasanya adalah
negara maju, sedangkan negara yang kalah adalah negara berkembang. Hal ini
menyebabkan negara berkembang semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar
bebas yang merupakan prasyarat globalisasi.
2. Kemisikian
berkaitan dengan pembangunan
a.
Kemiskinan subsisten (rendahnya
pembangunan)
b.
Kemiskinan pedesaan (peminggiran
pedesaan dalam proses pembangunan)
c.
Kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang
disebabkan oleh hakikat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan)
3. Kemiskinan
sosial
Kemiskinan
yang dialami anak-anak, perempuan, dan kelompok minoritas akibat kondisi sosial
yang tidak menguntungkan mereka, seperti bias gender, diskriminasi, atau
eksploitasi ekonomi.
4. Kemiskinan
konsekuesional
Kemiskinan
yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar
si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya
jumlah penduduk.
C. PROGRAM PEMERINTAH
1.
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Sebuah
program jaminan kesehatan untuk warga Indonesia
yang memberikan perlindungan sosial dibidang kesehatan untuk menjamin
masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh pemerintah agar
kebutuhan dasar kesehatannya yang layak dapat terpenuhi.Program ini dijalankan
oleh Departemen Kesehatan sejak 2008.
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan
konsep asuransi
sosial. Program ini
diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk :
a. mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga
pelayanan rujukan tertinggi yang disediakan Jamkesmas dapat diakses oleh
seluruh peserta dari berbagai wilayah
b. agar terjadi subsidi silang dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat
miskin
2.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Program
pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya
operasional non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar. Menurut PP 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan,
biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis
pakai, dan biaya tidak langsung berupa daya, air, jasa, telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dll. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan
personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS. Secara detail jenis
kegiatan yang boleh dibiayai dari dana BOS dibahas pada bagian penggunaan dana
BOS.
3.
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Salah
satu program pemerintah pusat yang diluncurkan pada tahun 2009, yang telah
direalisasikan sebanyak tiga tahapdi seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia. BLT adalah salah satu bagian dari pada program
kompensasi pengurangan subsidi bahan baker minyak ( PKPS – BBM ) yang khusus
diperuntukkan bagi masyarakat miskin di Indonesia, dengan tujuan untuk
mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, pemberian modal usaha
kecil-kecilan bagi masyarakat miskin,yang tentu saja pemerintah berharap dengan
adanya BLT akan merobah taraf perekonomian di Indonesia secara keseluruhan.
4.
Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin)
Sebuah program bantuan pangan bersyarat
diselenggarakan oleh Pemerintah
Indonesia berupa penjualan beras di bawah harga pasar kepada penerima tertentu.
Program ini mulai pada Januari 2003[1].Untuk tahun 2010, jatah beras yang dialokasikan
dikurangi menjadi 13 kg per rumah tangga per bulan sedangkan pada 2009 jatah
ditetapkan 15 kg.
5.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM Mandiri)
Program nasional penanggulangan kemiskinan terutama
yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM
Mandiri adalah :
a. PNPM
Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar
dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan
pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan
pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
b. Pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat,
baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan
terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat
pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
6.
Kelompok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE)
Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang
dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui
proses kegiatan PROKESOS untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan
usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan sosialnya. KUBE merupakan metode pendekatan yang terintegrasi dan
keseluruhan proses PROKESOS dalam rangka MPMK. KUBE tidak dimaksudkan untuk
menggantikan keseluruhan prosedur baku PROKESOS kecuali untuk Program Bantuan
Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin yang mencakup keseluruhan proses. Pembentukan
KUBE dimulai dengan proses pembentukan kelompok sebagai hasil bimbingan sosial,
pelatihan ketrampilan berusaha, bantuan stimulans dan pendampingan.
7.
Padat Karya Produktif serta Kredit Usaha
Rakyat (KUR)
KUR
adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang
khususdiperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi (UMKMK) di
bidang usaha produktif yang usahanya layak(feasible) namun mempunyai
keterbatasan dalam pemenuhanpersyaratan yang ditetapkan Perbankan (belum bankable).
KUR merupakan program pemberian kredit/pembiayaan dengan nilaidibawah 5 (lima)
juta rupiah dengan pola penjaminan olehPemerintah dengan besarnya coverage penjaminan
maksimal 70% dari plafon kredit. Lembaga penjaminnya adalah PTJamkrindo dan PT
Askrindo.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa kemiskinan itu pada
hakikatnya berkaitan langsung dengan sistem kemasyarakatan secara menyeluruh,
bukan hanya ekonomi atau politik namun juga sosial dan budaya. Penanganannya
harus berlangsung secara menyeluruh dengan suatu strategi yang mengandung semua
aspek dan perilaku kehidupan manusia yang dimulai dengan resep ekonomi,
kemudian ditunjang oleh tindakan sosial politik yang nyata.
Selain
itu, peranan dari negara khususnya dari pemerintah sangat diperlukan dalam
upaya pengentasan kemiskinan. Hal ini mulai ditunjukkan oleh pemerintah dengan
mengeluarkan program-program yang berusaha mengurangi angka kemiskinan yang
ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Media Informasi
Penelitian Kesejateraan Sosial. Volume 36
Nomor 1. Maret 2012. ISSN 2088-4265 Badan Pendidikan dan Penelitian
Kesejahteraan BBPPKS Yogyakarta
Suharto, Edi. 2009.
Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Alfabeta.
Wynn Resorts, LLC Company Profile | LinkedIn
BalasHapusWynn Resorts, LLC is a hospitality company based 거제 출장샵 out of Scottsdale, 논산 출장마사지 Arizona. The Company offers 군산 출장샵 hotel rooms, 동해 출장샵 a restaurant, and 원주 출장마사지 a seasonal